Halaqah 23 – Taat Ulama Dalam Kebenaran

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah Ilmiyyah Belajar Tauhid adalah tentang Taat Ulama Dalam Kebenaran.


Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. Hafidzahullahu Ta'ala
Materi : Silsilah Ilmiyyah 1 - Belajar Tauhid

Halaqah 23 – Taat Ulama Dalam Kebenaran

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ وَٱلصَّلَاةُ وَٱلسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ ٱللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah kita adalah tentang Taat Ulama Dalam Kebenaran.

Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allah ﷻ dan juga agamanya, Ilmu yang membawa dirinya untuk bertaqwa kepada Allah ﷻ, Mereka adalah pewaris para nabi dan kedudukan mereka di dalam agama Islam adalah sangat tinggi, Allah ﷻ telah mengangkat derajat para ulama dan memerintahkan kita untuk ta’at kepada mereka selama mereka menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan juga kebaikan. Allah ﷻ berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ

“Wahai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada Rasul dan ulil amri kalian.” (QS An Nisa: 59)

Dan ulil amri disini mencakup ulama dan juga umara (pemerintah), menghormati mereka (yaitu para ulama) bukan berarti menta’ati mereka dalam segala hal sampai kepada kemaksiatan.
Ulama, ayyuhal ikhwah, seperti manusia yang lain. Ijtihad mereka terkadang salah dan terkadang benar.
  • Kalau benar, mereka mendapatkan 2 pahala
  • Kalau salah, mereka mendapatkan 1 pahala.
Apabila jika telah jelas kebenaran bagi seorang Muslim dan jelas bahwasanya seorang ulama menyelisihi tersebut dalam sebuah permasalahan, maka tidak boleh seseorang mena’ati ulama tersebut kemudian dia meninggalkan kebenaran, Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ الله إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ

“Tidak ada keta’atan dalam kemaksiatan. Sesungguhnya keta’atan hanya didalam kebenaran” (Muttafaqun ‘alaih)

Apabila seseorang menta’ati ulama dalam kemaksiatan kepada Allah ﷻ, maka dia telah menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani. Allah ﷻ berfirman :

اِتَّخَذُوْٓا اَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ...

“Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka sebagai sesembahan selain Allah.” (QS At Taubat: 31)

Rasulullah ﷺ menjelaskan ayat ini, Beliau mengatakan:

أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ

“Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah tersebut, akan tetapi mereka, apabila menghalalkan apa yang Allah haramkan, maka mereka ikut menghalalkan. Dan apabila ulama dan ahli ibadah tersebut mengharamkan apa yang Allah halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan.” (Hadits riwayat At-Tirmidzi dari Adi bin Hatim dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah)

Itulah halaqah yang ke-23 sampai bertemu pada halaqah yang selanjutnya.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Posting Komentar untuk "Halaqah 23 – Taat Ulama Dalam Kebenaran"