Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Ilmiyyah Belajar Tauhid adalah Takut Kepada Allah.
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. Hafidzahullahu Ta'ala
Materi : Silsilah Ilmiyyah 1 - Belajar Tauhid
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Ilmiyyah Belajar Tauhid adalah Takut Kepada Allah.
Di antara keyakinan seorang muslim adalah bahwasanya manfaat dan mudharat adalah di tangan Allah ﷻ semata. Seorang Muslim tidak takut kecuali kepada Allah ﷻ dan tidak bertawakal kecuali kepada Allah ﷻ.
Takut kepada Allah ﷻ yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya kepada:
Dan barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allah ﷻ, maka dia telah terjerumus ke dalam syirik besar, yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti orang yang takut (terkena) mudharat (dengan) wali fulan yang sudah meninggal kemudian takut tersebut menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan kemudian mengagungkannya. Hendaknya seorang Muslim meneladani Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam ketika beliau berkata:
“Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudharati aku kecuali apabila Rabbku menghendakinya.” (QS. Al An’am : 80)
Di antara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluq yang melebihi takutnya kepada Allah ﷻ, sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan perintah Allah ﷻ atau melanggar larangan Allah ﷻ, Seperti Orang yang meninggalkan jihad yang wajib atasnya karena takut kepada orang-orang kafir Atau, tidak melarang kemungkaran karena takut celaan manusia padahal dia mampu.
Allah ﷻ berfirman:
“Sesungguhnya itu hanyalah syaithan yang menakut-nakuti kalian, wahai orang-orang yang beriman, dengan wali-walinya (penolong-penolongnya). Karena itu janganlah kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kalian kepadaKu jika kalian benar-benar orang yang beriman”. (QS. Ali ‘Imran : 175 )
Di antara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluq yang diharamkan adalah:
Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu anhuma , ia mengatakan, “Pada suatu hari, aku pernah dibonceng di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, ‘Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ‘Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau memohon (meminta), mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah.
“Ketahuilah bahwa seandainya umat semuanya berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali dengan apa yang sudah Allah tulis, dan seandainya mereka berkumpul untuk memberikan mudharat kepadamu niscaya mereka tidak bisa memberikan mudharat kecuali dengan apa yang sudah Allah tulis.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al Albani Rahimahullah)
Dalam riwayat selain at-Tirmidzi disebutkan, “Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”
Diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia, seperti:
Itulah halaqah yang ke-22 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya.
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. Hafidzahullahu Ta'ala
Materi : Silsilah Ilmiyyah 1 - Belajar Tauhid

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ وَٱلصَّلَاةُ وَٱلسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ ٱللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Ilmiyyah Belajar Tauhid adalah Takut Kepada Allah.
Di antara keyakinan seorang muslim adalah bahwasanya manfaat dan mudharat adalah di tangan Allah ﷻ semata. Seorang Muslim tidak takut kecuali kepada Allah ﷻ dan tidak bertawakal kecuali kepada Allah ﷻ.
Takut kepada Allah ﷻ yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya kepada:
- Merendahkan diri di hadapan Allah ﷻ
- MengagungkanNya
- Membawanya untuk menjauhi larangan Allah ﷻ
- Melaksanakan perintahNya.
- Yang berlebihan yang membawa kepada keputus-asaan terhadap rahmat Allah ﷻ
- Yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada keta’atan kepada Allah ﷻ.
Dan barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allah ﷻ, maka dia telah terjerumus ke dalam syirik besar, yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti orang yang takut (terkena) mudharat (dengan) wali fulan yang sudah meninggal kemudian takut tersebut menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan kemudian mengagungkannya. Hendaknya seorang Muslim meneladani Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam ketika beliau berkata:
وَلَآ اَخَافُ مَا تُشْرِكُوْنَ بِهٖٓ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ رَبِّيْ شَيْـًٔاۗ
“Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudharati aku kecuali apabila Rabbku menghendakinya.” (QS. Al An’am : 80)
Di antara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluq yang melebihi takutnya kepada Allah ﷻ, sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan perintah Allah ﷻ atau melanggar larangan Allah ﷻ, Seperti Orang yang meninggalkan jihad yang wajib atasnya karena takut kepada orang-orang kafir Atau, tidak melarang kemungkaran karena takut celaan manusia padahal dia mampu.
Allah ﷻ berfirman:
اِنَّمَا ذٰلِكُمُ الشَّيْطٰنُ يُخَوِّفُ اَوْلِيَاۤءَهٗۖ فَلَا تَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
“Sesungguhnya itu hanyalah syaithan yang menakut-nakuti kalian, wahai orang-orang yang beriman, dengan wali-walinya (penolong-penolongnya). Karena itu janganlah kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kalian kepadaKu jika kalian benar-benar orang yang beriman”. (QS. Ali ‘Imran : 175 )
Di antara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluq yang diharamkan adalah:
- Berlindung kepada Allah ﷻ dari bisikan syaithan
- Mengingat sabda Nabi ﷺ :
عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ «يَا غُلَامُ ! إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ : اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَـعِنْ بِاللهِ. وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِاجْتَمَعَتْ عَلىَ أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ وَ إِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيِحٌ.
وَفِي رِوَايَةٍ غَيْرِ التِّرْمِذِيِّ : «اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّ ةِ. وَاعْلَمْ أَنَّ مَاأَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا»
Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu anhuma , ia mengatakan, “Pada suatu hari, aku pernah dibonceng di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, ‘Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ‘Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau memohon (meminta), mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah.
“Ketahuilah bahwa seandainya umat semuanya berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali dengan apa yang sudah Allah tulis, dan seandainya mereka berkumpul untuk memberikan mudharat kepadamu niscaya mereka tidak bisa memberikan mudharat kecuali dengan apa yang sudah Allah tulis.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al Albani Rahimahullah)
Dalam riwayat selain at-Tirmidzi disebutkan, “Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”
Diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia, seperti:
- Takut kepada panasnya api
- Takut kepada binatang buas
Itulah halaqah yang ke-22 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Posting Komentar untuk "Halaqah 22 - Takut Kepada Allah"
Santun dalam berkomentar, cermin pribadi anda.