Halaqah 5 - Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala Sebagai Sebagai Satu-satunya Dzat Yang Berhak Untuk Disembah

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah tentang Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala Sebagai Satu-satunya Dzat Yang Berhak Untuk Disembah.


Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. Hafidzahullahu Ta'ala
Materi : Halaqah Silsilah Ilmiyyah 02 - Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala

Halaqah 5 - Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala Sebagai Sebagai Satu-satunya Dzat Yang Berhak Untuk Disembah

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ وَٱلصَّلَاةُ وَٱلسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ ٱللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah tentang Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala Sebagai Satu-satunya Dzat Yang Berhak Untuk Disembah.
Apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah satu-satunya Dzat yang mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta, maka kita dituntut untuk tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah.
Tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Allah berfirman :

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءًۖ وَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian, yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertaqwa ? Itulah Rabb kalian yang telah menjadikan bagi kalian bumi sebagai hamparan dan langit sebagai bangunan dan telah menurunkan dari langit air. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengeluarkan dengan air tersebut buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian. Maka janganlah kalian menjadikan bagi Allah sekutu-sekutu sedangkan kalian mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 21-22)
  • Maksudnya janganlah kalian menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala (menyembah kepada selain Allah) sedangkan kalian tahu bahwasanya Allah yang mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta ini.
  • Selain Allah, tidak berhak untuk disembah karena dia bukan pencipta, bukan pemberi rezeki dan bukan pengatur alam semesta. Apabila mereka disembah maka mereka adalah sesembahan yang bathil.
ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْحَقُّ وَاَنَّ مَا يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ هُوَ الْبَاطِلُ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ

“Yang demikian itu karena Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah sesembahan yang haq yang memang berhak untuk disembah. Sedangkan apa yang mereka sembah selain Allah adalah sesembahan yang bathil, yang tidak berhak untuk disembah.” (QS Al Hajj ayat 62)

Apabila seseorang meyakini Allah yang mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta kemudian dia masih menyembah selain Allah atau menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah, maka dia telah berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam ibadah.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah ditanya oleh seorang sahabat:
“Yaa Rosulullah, apa DOSA yang paling besar disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala?, maka Beliau shallallahu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ قَالَ: أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ. قُلْتُ: إِنَّ ذَلِكَ لَعَظِيمٌ. قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ قَالَ: أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ. قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ قَالَ: أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ. فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَصْدِيقَ ذَلِكَ: ﴿وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ﴾
(الفرقان: ٦٨)

“Dosa yang paling besar adalah engkau menjadikan sekutu bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala padahal Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan dirimu.” (HR Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim, dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma).

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-5 ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ