Halaqah 20 - Riya'

Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Ilmiyyah Belajar Tauhid adalah tentang Riya'.


Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. Hafidzahullahu Ta'ala
Materi : Silsilah Ilmiyyah 1 - Belajar Tauhid

Halaqah 20 – Riya'

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ وَٱلصَّلَاةُ وَٱلسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ ٱللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Ilmiyyah Belajar Tauhid adalah tentang Riya'.

Ayyuhal Ikhwah adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin pahala dari Allah ﷻ akan tetapi ingin di lihat manusia dan di puji. Riya’ hukumnya haram dan dia termasuk syirik kecil yang samar yang tidak mengeluarkan seseorang dari islam.

Riya’ adalah diantara sebab tidak di terimanya amal ibadah seseorang bgaimanapun besar amalan tersebut. Rasulullah ﷺ bersabda:

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى يْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

Allah berfirman: “Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh dengan syirik, barang siapa yang mengamalkan sebuah amalan, dia menyekutukan Aku bersama yang lain didalam amalan tersebut maka Aku akan meninggalkannya dan juga kesyrikannya.” (HR Muslim No 2985)

Sebagian Ulama berpendapat bahwa syirik yang kecil tidak ada harapan untuk di ampuni oleh Allah ﷻ. Artinya dia harus di adzab supaya bersih dari dosa riya’ tersebut. Berbeda dengan dosa besar yang ada di bawah kehendak Allah ﷻ yang kalau Allah ﷻ menghendaki maka akan di ampuni langsung dan kalau Allah ﷻ menghendaki maka mereka akan di adzab.

Mereka berdalil dengan keumuman ayat:

إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain bagi siapa yang dikehendaki.” (An-Nisa :48)

Tahukah kita, siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api neraka dengan mereka?, mereka bukanlah preman-preman di jalan atau pembunuh yang kejam, tapi mereka justru adalah orang orang yang beramal sholeh.

Mereka adalah orang yang mengajarkan al-Qur’an supaya dikatakan sebagai seorang qari’,seorang yang suka membaca,seorang yang mahir membaca, dan juga orang yang berinfaq supaya dikatakan dermawan, dan berjihad supaya dikatakan sebagai pemberani beramal bukan karena Allah ﷻ, sebagaimana hal ini telah dikabarkan oleh Nabi ﷺ di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.*

Oleh karena itu saudara sekalian...
Ikhlaslah di dalam beramal dan ikhlas adalah barang yang sangat berharga, para salaf kita merekapun merasa atau merasakan beratnya memperbaiki hati mereka. Dan hanya kepada Allah ﷻ kita meminta keikhlasan di dalam beramal. Menjauhkan kita dari riya’, sum’ah, ujub dan berbagai penyakit hati. Dan marilah kita biasakan untuk menyembunyikan amal kita kecuali kalau memang ada maslahat yang lebih kuat.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke 20 ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

***
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ:

إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ: قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ: كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ جَرِيءٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ.

وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ قَالَ: كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ.

وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ: كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ.

📜 Terjemahan

Dari Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid. Lalu didatangkan ia, kemudian Allah memperkenalkan nikmat-nikmat-Nya kepadanya, maka ia pun mengakuinya. Allah berkata: ‘Apa yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab: ‘Aku berperang di jalan-Mu sampai aku mati syahid.’ Allah berfirman: ‘Engkau dusta! Tetapi engkau berperang supaya dikatakan pemberani, dan hal itu sudah dikatakan (oleh manusia).’ Kemudian diperintahkan agar ia diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.”

“Dan (yang kedua) adalah seorang laki-laki yang belajar ilmu dan mengajarkannya, serta membaca Al-Qur’an. Lalu didatangkan ia, kemudian Allah memperkenalkan nikmat-nikmat-Nya kepadanya, maka ia pun mengakuinya. Allah berkata: ‘Apa yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab: ‘Aku belajar ilmu dan mengajarkannya, serta membaca Al-Qur’an karena-Mu.’ Allah berfirman: ‘Engkau dusta! Tetapi engkau belajar supaya dikatakan alim (orang berilmu) dan membaca Al-Qur’an supaya dikatakan qāri’ (pembaca), dan hal itu sudah dikatakan (oleh manusia).’ Kemudian diperintahkan agar ia diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.”

“Dan (yang ketiga) adalah seorang laki-laki yang Allah luaskan rezekinya dan diberi segala macam harta. Lalu didatangkan ia, kemudian Allah memperkenalkan nikmat-nikmat-Nya kepadanya, maka ia pun mengakuinya. Allah berkata: ‘Apa yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab: ‘Tidak aku tinggalkan satu pun jalan yang Engkau cintai untuk berinfak kecuali aku berinfak di dalamnya karena-Mu.’ Allah berfirman: ‘Engkau dusta! Tetapi engkau berinfak supaya dikatakan dermawan, dan hal itu sudah dikatakan (oleh manusia).’ Kemudian diperintahkan agar ia diseret di atas wajahnya lalu dilemparkan ke dalam neraka.”
(HR. Muslim, no. 1905; At-Tirmidzi, no. 2382 – shahih)

Posting Komentar untuk "Halaqah 20 - Riya'"